Hasil Panen Udang Vaname Per Hektar, Ketahui Faktor yang Mempengaruhinya!

Tambak Milenial – Udang vaname merupakan varietas udang unggulan. Pemerintah Indonesia bahkan fokus mengoptimalkan budidaya udang vaname. Kemampuan udang vaname dalam beradaptasi membuat udang jenis ini tidak mudah terserang penyakit. Sehingga pembudidaya bisa mendapatkan hasil panen udang vaname per hektar yang cukup tinggi dalam satu kali panen.

Hasil budidaya udang vaname secara konvensional bisa mencapai 20-40 ton per hektar. Paling tinggi bisa mencapai 68 ton per hektar. Jumlah ini dapat terus bertambah jika pembudidaya betul-betul memperhatikan dan memaksimalkan aspek pendukung dalam budidaya udang vaname. Serta memanfaatkan teknologi yang menunjang pembudidaya mengelola tambaknya. 

Udang vaname memang memiliki keunggulan yang membuatnya cocok untuk dibudidayakan. Sedangkan udang jenis lain dinilai cukup rentan terkena penyakit atau mati, yang akhirnya bisa menyebabkan petambak gulung tikar karena kematian udang yang massal. Adapun keunggulan udang vaname untuk dibudidayakan di antaranya yaitu: 

  • Mempunyai tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi
  • Mempunyai ketahanan yang baik terhadap penyakit
  • Mampu tumbuh besar dalam waktu yang cepat (3gr/minggu)
  • Dapat hidup dalam lingkungan tambak yang padat dan bisa mencapai 150 ekor/m2 bahkan lebih
  • Rata-rata tingkat kematian cukup rendah yaitu 5-35%
  • Bisa dibudidayakan pada kisaran salinitas 0,5 -45 ppt (part per thousand)
  • Kebutuhan proteinnya lebih rendah dibanding udang windu yaitu 20-30%.

Teknologi Dapat Meningkatkan Hasil Panen Udang Vaname per Hektar

Melakukan budidaya secara konvensional sudah bisa memberikan keuntungan yang besar. Dari tambak udang seluas 2.000 meter saja, yang menghasilkan panen udang 12-15 ton,  keuntungan yang bisa Anda dapatkan sekitar Rp600 juta per tahun. Apalagi jika Anda mengoptimalkan tambak dengan menggunakan teknologi penunjang. 

Mulai dari penggunaan kolam tambak yang tidak terpaku pada lahan tanah yang luas. Anda dapat menggunakan kolam tambak terpal yang lebih praktis dan memudahkan pengelolaan tambak. Kemudian memasang alat-alat pendukung seperti kincir, submersible, instalasi aerasi, automatic feeder, dan alat ukur digital lainnya, untuk membantu monitoring kualitas air dan udang.

Dalam melakukan budidaya udang vaname, Anda harus mengecek kualitas air dan sampling udang secara berkala. Hal ini akan lebih mudah dilakukan jika Anda menggunakan teknologi digital. Sebab monitoring dan sampling berkaitan dengan data. Pengolahan data jelas akan lebih sulit jika dilakukan secara manual. Di sinilah pentingnya teknologi digital yang menerapkan IoT (Internet of Things) digunakan dalam budidaya udang tambak. 

Penerapan teknologi modern pada tambak dapat membuat produksi tambak lebih efisien, sistem manajemen juga lebih tertata, sehingga memunculkan standarisasi tertentu. Selain itu tambak udang modern juga lebih ramah lingkungan. Karena sudah mempunyai standar pengolahan limbah dengan adanya IPAL atau Instalasi Pengolah Air Limbah.

Dengan memaksimalkan penggunaan tambak modern, hasil panen udang vaname per hektar bisa lebih tinggi mencapai 100 kilogram per hektar. Hal ini tentu akan menaikkan potensi keuntungan yang didapat oleh pembudidaya.

Faktor Pendukung Hasil Panen Udang Vaname per hektar

Supaya pembudidaya bisa mendapatkan hasil panen yang optimal, perlu dipahami dulu apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi hasil panen. Berikut ini beberapa faktor pendukung yang berkaitan dengan jumlah hasil panen udang vaname yang bisa pembudidaya dapatkan:

1. Manajemen Kualitas Air

Faktor pertama yang menentukan hasil panen udang adalah manajemen kualitas air. Air pada tambak harus terus-menerus dipantau kualitasnya dilihat dari: tingkat oksigen terlarut, suhu, dan tingkat salinitas (kadar garam pada air). Selain itu pembudidaya juga harus memperhatikan pH, alkalinitas. Bahan organik, warna dan kecerahan air. 

Semua indikator tersebut perlu diperhatikan tingkatannya, apakah sudah sesuai untuk kebutuhan hidup udang. Atau malah terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Bila saat monitoring kualitas air ditemukan bahwa kadarnya tidak sesuai, pembudidaya harus melakukan metode perbaikan, misalnya melakukan pergantian air. 

2. Menentukan Jenis Tambak 

Jenis tambak udang juga sangat mempengaruhi jumlah hasil panen. Pembudidaya perlu mengetahui apa saja jenis tambak lalu menentukan akan menggunakan jenis yang mana. Tambak udang vaname sendiri terdiri dari jenis semi intensif, intensif, dan super intensif. Perbedaan ketiganya ada pada tingkatan padat tebar atau jumlah benih yang ditebar dalam satu kolam. 

Pada tambak jenis semi intensif benih yang ditebar pada kolam lebih banyak dibanding pada tambak tradisional umumnya. Karena jumlah benih yang ditambah pembudidaya membutuhkan alat-alat penunjang seperti pompa dan kincir air untuk mengelola air tambak. Selain itu pembudidaya juga harus memperhatikan pakan, biasanya menggunakan pakan buatan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan udang. 

Kemudian pada tambak jenis intensif, benih yang ditebar lebih banyak dari semi intensif. Selain memperhitungkan kebutuhan alat, pada jenis tambak ini pembudidaya juga harus memastikan pengolahan limbah. Sebab populasi udang yang tinggi akan menghasilkan limbah yang tinggi pula. Bila air limbah tidak dikelola dengan baik maka akan berpengaruh pada kesehatan udang.

Terakhir ada tambak super intensif. Sesuai namanya jumlah benih udang yang ditebar cukup tinggi. Sehingga membutuhkan manajemen pengelolaan yang baik untuk menjaga kesehatan udang sampai masa panen. Dari ketiga jenis tambak ini semakin tinggi jumlah benih yang ditebar semakin tinggi pula potensi hasil panen yang pembudidaya dapat. Namun selaras dengan peluang panen yang besar diperlukan perawatan dan manajemen yang baik untuk mendapatkan udang vaname yang berkualitas. 

3. Manajeman Pakan

Selain memastikan manajemen kualitas air dan jenis tambak, pembudidaya juga perlu memperhatikan manajemen pakan. Pemberian pakan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Anda perlu memperhitungkan jumlah pakan dengan mempetimbangkan usia dan bobot udang.

Di samping itu, program pakan  juga perlu disusun berdasarkan persentase kebutuhan pakan perhari dan hasil sampling mingguan serta kontrol harian.

Pemberian pakan yang kurang atau terlalu banyak akan mempengaruhi kesehatan dan kualitas udang. Selain itu perhitungan pakan yang tidak akurat bisa merugikan biaya pengeluaran pembudidaya untuk membeli pakan.

4. Penggunaan Teknologi 

Faktor yang juga mempengaruhi hasil panen udang adalah penggunaan teknologi. Jika pembudidaya menginginkan hasil panen yang tinggi, pembudidaya harus meningkatkan jumlah benih yang ditebar. Hal ini akan mendorong munculnya kebutuhan akan teknologi penunjang seperti liquid oxygen, automatic feeder, pompa sirkulasi, dan kincir. Karena tambak modern dengan padat tebar yang tinggi membutuhkan perawatan dan manajemen pengelolaan yang tertata. Berbeda dengan tambak tradisional dengan padat tebar yang rendah, teknis perawatannya cukup sederhana.

Jumlah hasil panen udang vaname per hektar sangat bergantung pada kesiapan media tambak dan sarana penunjangnya. Semakin tinggi potensi panen dari tambak semakin tinggi risiko yang perlu dihadapi pembudidaya.

Oleh karena itu bagi Anda yang ingin meningkatkan jumlah hasil panen udang vaname, maka tingkatkan pula fasilitas pendukung pada tambak. Anda bisa mulai dengan memilih jenis tambak yang tepat. Cek paket tambak milenial 5 unit yang juga sudah dilengkapi dengan sarana pendukung budidaya. Saatnya tingkatkan hasil panen udang vaname Anda bersama Tambak Milenial!

Tinggalkan komentar

Konsultasi sekarang!