6 Jenis Udang Tambak, Datangkan Untung yang Berlipat

Tambak Milenial – Bisnis udang tambak bisa mendatangkan keuntungan yang besar. Industri akuakultur di Indonesia kini semakin potensial. Hal tersebut dapat terlihat dari luasnya ketersediaan lahan untuk dimanfaatkan sebagai tambak udang. Jenis udang tambak yang bisa dibudidayakan pun cukup bervariatif. 

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan juga terus mendorong perkembangan usaha tambak udang. Pasalnya udang merupakan komoditas akuakultur yang permintaanya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor ke pasar internasional. Sehingga pemerintah meminta para pengusaha untuk dapat menggenjot hasil produksi udang tambak.

6 Jenis Udang Tambak yang Potensial untuk Dibudidayakan

Pembudidayaan udang dalam tambak merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan hasil produksi dan menjaga kelestarian habitat asli udang. Serta meningkatkan kesejahteraan petani atau petambak. Bagi Anda yang tertarik untuk memulai bisnis budidaya udang, kenali dulu 6 jenis udang tambak yang sangat potensial di bawah ini.

Udang Galah 

Udang Galah merupakan udang air tawar berukuran paling besar, dengan panjang yang bisa mencapai 30 cm. Diberi nama Galah karena udang ini mempunyai capit yang panjang dan menyerupai tongkat galah. Tubuh udang Galah mempunyai warna yang beragam ada kuning kecokelatan, hijau kebiruan, dan hijau kecokelatan. 

Udang galah memiliki potensi keuntungan yang menjanjikan. Pasalnya banyak orang dari Jepang dan negara-negara di benua Eropa yang menyukai udang ini. Membuat udang Galah menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. 

Kelebihan budidaya udang galah:

  • Nilai ekonomis yang tinggi, harga jual dari petani yakni Rp 85 ribu /kg
  • Permintaan udang galah dipasaran relatif stabil

Kekurangan budidaya udang galah:

  • Benur udang galah sulit didapatkan
  • Memiliki sifat teritorial dan kanibal, yang menghambat produktivitas

Udang Windu

Jenis udang yang sudah dibudidayakan sejak lama di Indonesia adalah udang Windu. Udang asli Indonesia ini mempunyai rasa yang lezat dan kandungan gizi yang baik. Namun dari segi harga udang Windu cukup mahal di pasaran. Penyebabnya adalah jumlah komoditas ini tidak banyak karena budidaya udang Windu terbilang cukup rentan. 

Bahkan saat ini udang Windu terancam punah. Karena banyak petambak yang beralih ke budidaya udang Vaname. Padahal dulu udang Windu pernah mengalami kejayaan di tahun 1990-an.

Sekarang ini pemerintah memang sedang memprioritaskan budidaya udang Vaname. Menjadikannya varietas unggulan karena dinilai memiliki potensi yang lebih. Namun masih banyak petambak yang terus berupaya untuk mempertahankan udang Windu agar dapat dibudidayakan. 

Kelebihan budidaya udang windu:

  • Udang endemik Indonesia yang sangat digemari
  • Ukuran udang hasil panen bisa mencapai ukuran yang cukup besar (30 cm)
  • Harga penjualan yang cukup tinggi Rp 150 ribu/kg (10-15 ekor)

Kekurangan budidaya udang windu:

  • Rentan terserang wabah penyakit, umumnya penyakit bercak putih (white spot) yang menyebabkan kematian udang dan gagal panen
  • Pembudidayaan masih menggunakan cara tradisional

Udang Vaname 

Saat ini udang Vaname merupakan primadona dalam budidaya udang. Udang Vaname menggantikan udang windu yang menurun jumlah produksinya sejak tahun 1996. Karena pembudidaya sering mengalami gagal panen akibat kematian massal udang windu yang disebabkan oleh penyakit atau virus. 

Alasan tersebutlah yang membuat pembudidaya beralih ke udang Vaname. Pasalnya udang Vaname memang mempunyai kelebihan yang membuat udang ini cocok untuk dibudidayakan dalam tambak. 

Kelebihan budidaya udang Vaname:

  • Memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang tinggi
  • Tidak mudah terserang penyakit dan tingkat kematiannya rendah
  • Mampu tumbuh besar dalam waktu  yang cepat (3gr/minggu)
  • Padat tebar karena dapat hidup dalam lingkungan tambak yang padat bisa mencapai 150 ekor/m2 
  • Dapat dibudidayakan dalam tambak dengan salinitas  0,5 -45 ppt (part per thousand)
  • Kebutuhan proteinnya lebih rendah dibanding udang windu 

Kekurangan budidaya udang Vaname:

  • Harga jual udang Vaname lebih rendah dari udang windu
  • Ukuran udang Vaname cenderung lebih kecil
  • Ketersedian induk atau benur bergantung pada impor

Udang Karang / Lobster /Barong

Udang karang atau lebih kita kenal dengan nama lobster merupakan jenis udang yang banyak diminati konsumen. Olahan lobster selalu menjadi santapan favorit di restoran dan hotel. Sebutan udang karang sendiri berasal dari habitat asli lobster yang memang tinggal di batu karang. 

Udang karang juga memiliki sebutan lain seperti udang barong, udang anggrek, udang Mutiara, udang bunga, udang jaka, dan udang panting. Hal yang membedakan di antara semua jenis udang karang adalah warna tubuhnya. 

Peluang budidaya udang karang atau lobster masih terbuka sangat lebar. Karena selama ini produksi lobster untuk konsumsi masih bergantung pada hasil yang ditangkap di lautan. Jumlah pembudidaya udang karang juga tidak sebanyak pembudidaya udang Vaname, sehingga kompetitornya masih sedikit. 

Kelebihan budidaya udang karang:

  • Nilai ekonomis yang sangat tinggi 
  • Udang karang banyak digemari konsumen nasional dan internasional
  • Proses pembudidayaan lobster relatif lebih mudah

Kekurangan budidaya udang karang:

  • Ketersediaan benih terganggu oleh ekspor benur lobster
  • Menggunakan pakan alami (ikan rucah, keong, udang) di samping pakan instan seperti pelet
  • Proses budidaya lobster lebih lama bisa 8 bulan sampai 1,5 tahun. Tergantung ukuran udang yang ingin dipanen

Udang Dogol

Jenis udang tambak selanjutnya yang bisa dibudidayakan adalah udang dogol. Udang ini memiliki karakteristik kulit yang tebal dan bertekstur agak kasar. Ukurannya tidak terlalu besar ataupun kecil. Udang dogol juga termasuk jenis udang yang permintaannya cukup tinggi dipasaran. 

Udang dogol memiliki sebutan yang berbeda di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Misalnya udang api-api dan udang dugul. Sedangkan di tingkat internasional udang ini dikenal dengan nama pink shrimp atau yellow white shrimp untuk udang dogol yang berwarna kuning kehijau-hijauan.

Peluang budidaya udang dogol juga masih terbuka sangat lebar. Pasalnya peroleh udang dogol juga masih lebih banyak lewat penangkapan. Bila tidak dioptimalkan dengan budidaya maka penangkapan terus menerus akan mengakibatkan overfishing, merusak habitat asli udang dogol, dan hasil penangkapan sangat bergantung pada kondisi alam yang bisa berubah-ubah.  

Udang Jerbung

Udang Jerbung juga termasuk spesies udang asli dari Indonesia. Udang berwarna putih ini bisa ditemukan hampir di seluruh kawasan laut Indonesia. Bahkan Indonesia dikenal sebagai negara penghasil udang Jerbung terbanyak. 

Selain dikenal dengan nama udang putih, Udang Jerbung juga memiliki banyak sebutan lain di Indonesia. Seperti udang menjangan, udang kelong, udang peci. Udang popet, udang pate, dan lain sebagainya. 

Tergantung pemberian nama oleh warga lokal. Penyebutan yang berbeda-beda ini menunjukkan bahwa udang Jerbung memang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. 

Kedepannya udang Jerbung akan menjadi komoditas perikanan andalan di samping udang Vaname. Bahkan udang Jerbung mempunyai banyak keunggulan yang membuat proses budidaya bisa lebih ditingkatkan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi.

Kelebihan budidaya udang Jerbung:

  • Ketersediaan benur  banyak di seluruh perairan Indonesia
  • Siklus reproduksi lebih cepat dalam 6 bulan udang Jerbung sudah dapat menjadi induk
  • Mudah beradaptasi, pertumbuhan cepat, dan padat tebar.
  • Disukai pasar internasional karena cita rasanya yang lezat
  • Nilai ekonomis yang tinggi
  • Biaya budidaya cukup efisien tidak mengeluarkan modal yang besar

Kekurangan budidaya udang Jerbung: 

  • Jumlah pembudidaya udang Jerbung yang masih sedikit menjadi tantangan untuk menjaga standar kualitas hasil panen udang Jerbung yang di domestikasi
  • Perlu melakukan rekayasa wadah/tambak, memastikan tidak ada kebocoran. Karena udang Jerbung punya naluri untuk kembali ke habitat aslinya

Potensi bisnis udang dalam tambak di Indonesia masih terbuka sangat lebar. Jenis udang tambak yang dapat dibudidayakan juga cukup beragam, tidak hanya udang Vaname yang selama ini memang sudah menjadi komoditas andalan. Namun ada juga udang Jerbung, udang dogol, udang windu, udang galah, dan udang karang atau lobster. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. 

Lengkap dengan tantangan yang berbeda-beda juga. Misalnya tantangan pada ketersediaan benur, kemampuan udang untuk beradaptasi, perbedaan waktu pembudidayaan sampai panen, jumlah serta jenis pakan dan lain sebagainya. Meski begitu keuntungan dan potensi bisnis dari enam jenis udang tambak di atas juga sayang untuk dilewatkan begitu saja.  

Anda dapat memilih jenis udang apa yang akan dibudidayakan dalam tambak. Pastikan untuk memahami karakteristik dari masing-masing jenis udang serta teknik pembudidayaan yang tepat.

Untuk media pembudidayaan udang Anda dapat menggunakan kolam bulat yang sudah dirancang khusus dan dilengkapi dengan teknologi pendukung. Terdapat banyak pilihan produk Tambak Milenial berdiameter 10 – 30 meter. Temukan kolam terpal terbaik untuk bisnis budidaya udang Anda di Tambak Milenial!

Tinggalkan komentar

Konsultasi sekarang!