Tambak Milenial – Saat ini, Kutai Kartanegara tetap menjadi kabupaten dengan hasil budidaya udang air tawar maupun laut terbesar di Kalimantan timur. Dari Laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Kutai Kartanegara pada 2020, produksi perikanan dari berbagai jenis di kabupaten ini mencapai 202 ribu ton. Potensi besar tersebut akan terus ditingkatkan oleh Pemkab Kutai. Salah satunya adalah mengembangkan budidaya udang vaname.
Bupati Kukar (Kutai Kartanegara), Edi Damansyah, mengatakan bahwa komoditas udang vaname akan terus ditingkatkan di Delta Mahakam. Sebagai langkah aktual, pemerintah kabupaten telah membuat nota kesalingpahaman dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah. Budidaya udang vanamei di provinsi tersebut terbilang berhasil.
“Tujuannya adalah mengembangkan udang vaname di Kukar,” ujar Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kukar, Muslik. Pengembangan dan peningkatan udang sedang direncanakan di tiga kawasan daerah pesisir yang sebelumnya dikenal sebagai produsen udang windu, yaitu Delta Mahakam dengan lokasi di Kecamatan Anggana, Muara Jawa, dan Sangasanga.
“Dengan adanya budidaya udang vaname diharapkan bisa memaksimalkan pendapatan petambak,” ujar beliau.
Potensi Besar Udang Vaname Air Tawar
DKP Kukar juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kabar baiknya adalah, pemerintah akan terlibat intensif dengan membantu penyediaan dan peralatan di Kukar. Budidaya udang vaname ini memang membutuhkan teknologi yang mutakhir. Muslik menyampaikan, Bagi petambak yang ingin mengembangkan udang vaname harus mempunyai klasifikasi dan cakap teknologi maupun penanganan limbah.
Pengembangan lahan tambak untuk udang vaname akan ditargetkan sebesar 12 ribu hektar selama 5 tahun. Kapasitas produksi udang ini bisa mencapai hingga 60 ton per hektar seperti di Jawa Tengah. Produktivitas ini sangat berbeda dibandingkan udang windu yang hanya 1 ton per hektar.
Potensi Ekspor Udang Vaname Air Tawar
Udang vaname (litopenaeus vannamei) atau udang kaki putih berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika. Habitat asli spesies ini tersebar dari Teluk California di utara Meksiko sampai pantai barat El Salvador, Costa Rica, Guatemala, Nicaragua, hingga Peru di Amerika Selatan.
Tubuh hewan laut ini berwarna putih transparan sehingga dikenal sebagai white shrimp dan udang kaki putih istilah lokalnya. Panjang tubuhnya mencapai 23 cm, terbagi dua bagian yaitu kepala dan perut. Spesies ini dapat hidup dengan baik dengan keasinan air (salinitas) 15-30 ppt (bagian per seribu). Udang vaname diketahui suka memangsa sesama jenis, tipe pemakan lambat tetapi terus-menerus, lebih dominan hidup di dasar, dan mencari makan lewat organ sensor.

Mengutip dari Sweeney dan Wyban , udang vaname adalah omnivora dan pemakan bangkai. Udang ini biasanya memakan crustacea mini dan plycaetes atau cacing laut. Pergerakannya juga sangat terbatas saat mencari makan karena makhluk nokturnal, hanya pada saat malam mereka mencari makan, di siang hari, udang vaname lebih banyak pasif, diam pada rumpon di dalam air tambak, atau mencelupkan diri dalam lumpur.
Udang vaname telah diizinkan masuk di Indonesia melalui surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI No 41/2001. Kebijakan ini diambil karena produksi udang windu yang semakin menurun pada 1996 akibat serangan penyakit white spot dan penurunan kualitas lingkungan.
Udang vaname pada awalnya dianggap kebal terhadap serangan penyakit. Dalam perkembangannya, spesies ini terserang berbagai penyakit seperti early mortality syndrome, taura syndrome virus, infectious myonecrosis virus, vibrio, dan spot putih virus.
Apabila anda tertarik untuk melihat penjelasan yang lebih lengkap dan lebih rinci, anda dapat mengakses informasi lengkapnya di Paket Tambak Milenial 5 Unit. Berbagai pengusaha dan investor telah menggunakan layanan kami, kini giliran anda! Tunggu apalagi?