Mengenal Siklus Hidup Udang Vaname, Dari Benih Hingga Siap Panen

Tambak Milenial – Ada berbagai jenis udang yang sering dikonsumsi. Salah satunya adalah udang vaname. Dibandingkan dengan jenis udang lain, udang vaname memang lebih sering dijadikan sebagai pilihan budidaya. Namun, sebelum melakukan proses budidaya, pastikan sudah mengenal siklus hidup udang vaname terlebih dahulu.

Udang vaname termasuk dalam ordo decapoda. Layaknya udang lain, kepiting dan lobster, ordo ini dicirikan memiliki 10 kaki. Namun, udang sedikit berbeda dengan jenis lain dengan perkembangan larva dimulai dari stadia naupli kemudian betina menyimpan telur di dalam tubuh. 

Siklus Hidup Udang Vaname

Jenis udang ini memiliki siklus hidup mulai dari Naupli. Naupli merupakan stadia awal udang vaname, kemudian larva ini berubah menjadi stadia zoea. Zoea adalah stadia kedua ketika udang vaname masih berbentuk larva.

Kemudian, udang vaname akan bermetamorfosa ke stadia Mysis. Stadia Mysis ini menjadi stadia ketiga yang berasal dari larva udang vaname dan menjadi stadia terakhir larva udang vaname. Mysis mempunyai karakteristik yang mirip dengan udang dewasa meulai dari mata, bagian tubuh dan sejumlah karakteristik ekornya. 

Fase stadia Mysis ini akan berakhir di hari keempat, dan selanjutnya menjadi post larva. Berikut perkembangan udang vaname sesudah telur menetas, yaitu:

Stadia Naupli

Pada fase ini, naupli memiliki ukuran 0,32 – 0,58 mm. Sistem pencernaan dari udang yang masih dalam bentuk stadia naupli belum sempurna dan masih mempunyai cadangan makanan yang mirip dengan kuning telur.

Oleh sebab itu, ketika berada dalam stadia ini, udang vaname belum memerlukan makanan yang berasal dari luar. Fase naupli pada larva mengalami 6 kali pergantian bentuk. Berikut tanda setiap pergantiannya, antara lain:

  • Nauplius 1. Pada Nauplius 1, bentuk udang vaname bulat serta memiliki anggota badan sebanyak 3 pasang. 
  • Nauplius 2. Sedangkan, ketika Nauplius 2, di ujung antenna pertama akan muncul seta atau rambut yang satu panjang sedangkan yang lainnya pendek. 
  • Nauplius 3. Pada Nauplius 3, furcal 2 buah akan terlihat sangat jelas, masing-masing memiliki tiga duri, tunas juga mulai terlihat. 
  • Nauplius 4. Pada Nauplius 4, masing-masing furcal akan terlihat 4 buah duri. Kemudian di bagian antenanya juga beruas-ruas. 
  • Nauplius 5. Organ yang berada di bagian depan sudah terlihat sangat jelas, organ di bagian depan juga disertai dengan pertumbuhan benjolan. 
  • Nauplius 6. Terakhir adalah Nauplius 6. Pada fase ini, pertumbuhan bulu-bulu akan semakin sempurna, selain itu di furcal, juga akan tumbuh menjadi semakin panjang. 

Stadia Zoea

Bagaimana dengan Stadia Zoea? Stadia Zoea terjadi sesudah naupli ditebar di kolam sekitar 15 hingga 24 jam. Pada fase ini, larva telah berukuran 1,05 – 3,30 mm. Saat di tahap stadia ini, benur udang akan mengalami perubahan sebanyak 3 kali.

3 kali perubahan ini disebut dengan Stadia Zoea 1, Stadia Zoea 2, serta Stadia Zoea 3. Kemudian, lama waktu proses dari pergantian kulit sebelum masuk pada stadia berikutnya, kurang lebih 4 hingga 5 hari. 

Fase dari Stadia Zoea ini terdiri atas tingkatan yang memiliki tanda berbeda sesuai dengan perkembangan serta tingkatannya. Berikut uraian selengkapnya:

  • Stadia Zoea 1. Stadia Zoea memiliki bentuk badan pipiuk, badan juga mulai terlihat. Umumnya, maxilla pertama, kedua serta maxilliped pertama dan kedua juga sudah mulai berfungsi. 
  • Stadia Zoea 2. Kemudian, pada Stadia Zoea 2, bagian mata udang mulai bertangkai. Kemudian di bagian carapace juga terlihat duri yang bercabang. 
  • Stadia Zoea 3. Terakhir adalah Stadia Zoea 3, di Stadia Zoea ini, sepasang urupoda memiliki cabang dan mulai berkembang duri di ruas juga mulai tumbuh. 

Stadia Mysis

Siklus hidup udang vaname berikutnya adalah stadia Mysis, di tahap stadia Mysis ini, benur memiliki bentuk seperti udang dan terlihat ekor kipas yang biasanya muncuk. Kemudian, ukuran dari larva kurang lebih 3,50 mm. 

Pada fase ini, udang akan mengalami 3 perubahan. Berikut sejumlah tanda-tanda perubahan udang, antara lain:

  • Mysis 1. Pada Mysis 1, bentuk udang mirip dengan udang dewasa. Namun, bagian kaki renangnya masih belum terlihat dengan jelas, 
  • Mysis 2. Tahap berikutnya adalah Mysis 2. Di tahap ini, tunas kaki renang mulai terlihat sangat nyata, meskipun badan udang belum beruas-ruas. 
  • Mysis 3. Mysis 3 memiliki kaki yang bertambah panjang serta beruas-ruas. 

Stadia Post Larva

Ketika berada pada tahap stadia ini, benur udang sudah terlihat seperti udang dewasa. Selain iti hitungan stadia yang digunakan juga sudah berdasarkan hari. Contohnya PL1, berarti pos larva udang vaname berumur 1 hari. Di tahap stadia ini, udang juga mulai aktif bergerak lurus ke depan. 

Hal yang Mempengaruhi Siklus Hidup Udang Vaname

Setelah mengetahui siklus hidup dari udang vaname dengan lengkap, sebenarnya ada beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan siklus hidupnya, seperti:

Pengangkatan Udang

Pemindahan udang dari satu tempat ke tempat lain akan mempengaruhi siklus hidup dari udang vaname. Umumnya, pengangkatan terbagi menjadi dua yaitu pengangkatan terbuka dan tertutup. 

Pengangkatan yang sering dilakukan adalah pengangkatan tertutup. Pemindahan udang dengan cara tertutup lebih sering digunakan karena dapat menggunakan berbagai kendaraan mulai dari kereta api, pesawat dan sejumlah kendaraan lain. 

Ketika melakukan pemindahan dengan cara tertutup, kunci keberhasilannya adalah suhu serta kepadatan. Pada sistem tertutup ini, wadah yang digunakan untuk menaruh udang disediakan berbagai kebutuhan di dalamnya. Biasanya, pemindahan udang dilakukan dengan menggunakan kantong plastik, air dan oksigen. 

Kemasan

Ketika memindah udang, kemasan juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Kemasan yang baik saat memindahkan udang adalah menggunakan plastik PE dengan ketebalan 0,03 mm. Namun, jika pemidahan dilakukan dengan jarak yang jauh, lebih baik menggunakan Styrofoam. 

Penggunaan Styrofoam dimaksudkan untuk mengurangi kontak yang terjadi antara air serta kantong. Penggunaan plastik yang diletakkan pada Styrofoam bahkan bisa meningkatkan keberlangsungan hidup udang vaname hingga mencapai 99,99%.

Kepadatan Menebar Benur

Kepadatan menebar benur adalah jumlah benur yang akan ditebarkan perluas atau volume. Kepadatan tebar benur ini bisa disesuaikan dengan ukuran setiap udang. Tingkat kepadatan ini juga memiliki batasan, karena jika terlalu tinggi, kadar glikogen di dalam plasma meningkat serta mempengaruhi kondisi udang.

Kualitas Air

Kualitas air juga dapat mempengaruhi siklus hidup udang vaname. Air menjadi media penting untuk kehidupan organisme yang berada di dalamnya. Sehingga pengontrolan kualitas air harus diperhatikan dengan baik. Pengukuran kualitas air ini mulai dari suhu, pH, kandungan ammonia dan lainnya. 

Suhu optimal di tambak udang antara 26 hingga 32 derajat cekcius. Sebenarnya, udang vaname juga mempunyai toleransi suhu yang luas, di angka 15 hingga 33 derajat celcius. Bila suhu terlalu rendah, pH akan berubah menjadi semakin tinggi, dan metabolism udang vaname menjadi rendah. Sebelum memulai bisnis tambak udang, kamu bukan hanya harus mengenal siklus hidup udang vaname, tetapi juga menyiapkan semua kebutuhan tambak.

Bila kamu masih bingung, apa saja kebutuhan tambak yang harus disiapkan, Tambak Milenial bisa dijadikan sebagai pilihan. Kamu dapat memilih paket Tambak Milenial 5. Di dalam paket ini, kamu akan mendapatkan seluruh kebutuhan untuk proses budidaya udang.

Tinggalkan komentar

Konsultasi sekarang!